Bagaimana sejarahnya..?
Sejak Abad
ke-7 SM bangsa Romawi kuno telah memiliki kalender tradisional. Namun kalender
ini sangat kacau dan mengalami beberapa kali perubahan. Sistem kalendar ini
dibuat berdasarkan pengamatan terhadap munculnya bulan dan matahari, dan
menempatkan bulan Martius (Maret) sebagai awal tahunnya.
Pada tahun 45
SM Kaisar Julius Caesar mengganti kalender tradisional ini dengan Kalender
Julian. Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4)
Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10)
October, 11) November, 12) December. Di tahun 44 SM, Julius Caesar mengubah
nama bulan “Quintilis” dengan namanya, yaitu “Julius” (Juli).Sementara
pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus, mengganti nama bulan “Sextilis”
dengan nama bulan “Agustus”. Sehingga setelah Junius, masuk Julius, kemudian
Agustus. Kalender Julian ini kemudian digunakan secara resmi di seluruh Eropa
hingga tahun 1582 M ketika muncul Kalender Gregorian.
Januarius
(Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil
dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap
ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa
penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang
baru.
Kedua, karena
1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan konsul
diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur. Di bulan Februari konsul yang
terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya
menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi
dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali
dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.
Berhati-hatilah..!
Orang-orang Yahudi punya kebiasaan merayakan awal tahun, sebagian sumber menyebutkan bahwa perayaan awal tahun termasuk hari raya Yahudi, mereka menyebutnya dengan Ra’su Haisya yang berarti hari raya di penghujung bulan.
Lalu Nashrani mengikuti jejak Yahudi sehingga mereka juga merayakan tahun baru. Dan mereka juga memiliki kayakinan-keyakinan tertentu terkait dengan awal tahun ini.
sehingga jika umat muslim merayakan tahun baru, maka benar berita kenabian Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam
« لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ » .قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ « فَمَنْ »
“Benar-benar kalian akan mengikuti jalan-jalan orang yang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga bila mereka masuk ke lubang binatang dhob (semacam biawak), maka kalian juga akan memasukinya. Kami berkata: Wahai Rasulullah Yahudi dan nashrani? Beliau berkata: Siapa lagi?.” [shahih, HR al Bukhori Muslim dan yang lain]sehingga jika umat muslim merayakan tahun baru, maka benar berita kenabian Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam
« لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ » .قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ « فَمَنْ »
“Benar-benar kalian akan mengikuti jalan-jalan orang yang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga bila mereka masuk ke lubang binatang dhob (semacam biawak), maka kalian juga akan memasukinya. Kami berkata: Wahai Rasulullah Yahudi dan nashrani? Beliau berkata: Siapa lagi?.” [shahih, HR al Bukhori Muslim dan yang lain]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar